Nasional, Opini

Rilis Temuan Survei Nasional Tatap Muka Poltracking Indonesia TREN ELEKTABILITAS CAPRES – CAWAPRES: SATU ATAU DUA PUTARAN?

Rilis Temuan Survei Nasional Tatap Muka Poltracking Indonesia

Lintasan- Jakarta . Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional dengan pengambilan data lapangan dilakukan pada awal tahun 2024, tepatnya pada tanggal 1 – 7 Januari 2024 denganm menggunakan metode stratified multistage random sampling. Sampel pada survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih. Metode sampling representasi seluruh populasi pemilih secara lebiha kurat.

Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatapm uka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satud esa/kelurahan terpilih.

Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur kekuatan dan tren elektoral calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres) dan partai politik mendekati masa pemilihan, serta mengukur efek sosialisasi pada masa kampanye dan debat sebagai salah satu tahapan Pilpres terhadap elektoral kandidat.

Selain itu survei ini untuk mengukur potensi Pilpres berlangsung satu atau dua putaran. Temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

Pertama. Simulasi Surat Suara tiga pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden, pasangan

nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka memperoleh elektabilitas

(46.7%), diikuti pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan

elektabilitas (26.9%), dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD dengan

elektabilitas (20.6%). Tren elektabilitas ketiga pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden,

Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mengalami sedikit kenaikan (3.8%). Sedangkan

pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan sangat tipis

(1.5%). Sedangkan Ganjar Pranowo – Mahfud MD masih mengalami penurunan hingga awal

Januari 2024, penurunan dari Desember 2023 ke Januari 2024 yakni (6.7%). Tren yang

dialami oleh ketiga pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden membuat Prabowo Subianto

– Gibran Rakabuming Raka masih unggul dibanding dua kandidat lainnya. Sementara tren

naik pasangan Anien Baswedan – Muhaimin Iskandar dan tren penurunan dari pasangan

Ganjar Pranowo – Mahfud MD, membuat pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar menyalip ke posisi kedua yang sebelumnya ditempati oleh pasangan Ganjar Pranowo –Mahfud MD.

Kedua. Tren kenaikan dan penurunan elektabilitas pasangan Calon Presiden – WakilP Presiden disebabkan berbagai faktor, dan salah satu yang cukup mempengaruhi yakni pengaruh Joko Widodo (Jokowi Effect) di antaranya pergerakan pemilih yang puas dengan pemerintahan Jokowi dan pergeseran pemilih Jokowi 2019. Kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi (78.4%), sementara publik yang merasa tidak puas (17.8%). Publik yang merasa puas, pilihan pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden terus mengalami tren kenaikan kepada Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dan berbanding terbalik yang terus menurun kepada Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Sementara yang memilih Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar relatif stabil. Sedangkan publik yang merasa tidak puas, pilihannya kepada Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar terus mengalami tren kenaikan, dan berbanding terbalik yang terus menurun kepada Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Sementara yang memilih Ganjar Pranowo – Mahfud MD cenderung turun.

Sementara itu, pemilih Jokowi pada tahun 2019 terus mengalami tren kenaikan untuk memilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, bahkan sudah melampaui pilihan terhadap Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Sementara pemilih Jokowi pada tahun 2019 yang memilih Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mengalami stagnasi. Sedangkan pemilih yang
mengikuti dan mempertimbangkan pilihan Jokowi mengalami tren kenaikan pilihannya
kepada Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dan semakin berbanding terbalik terhadap pilihan kepada Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Sementara pemilih yang mempertimbangkan pilihan Jokowi mengalami kenaikan pilihannya terhadap Anies
Baswedan – Muhaimin Iskandar dan mengalami penurunan pada yang mengikuti pilihan Jokowi.

Ketiga. Sosialisasi para kandidat Calon Presiden – Wakil Presiden juga mempengaruhi tren elektoral:
a) Sosialiasi Alat Peraga Kampanye (APK) darat, sebanyak (54.9%) publik mengatakan
pernah melihat poster/stiker/tabloid/kalender Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo (51.0%), Gibran Rakabuming Raka (49.1%), Anies Baswedan (47.5%), Mahfud MD (44.8%) dan Muhaimin Iskandar (43.2%). Selanjutnya sebanyak (75.7%) publik yang mengatakan pernah melihat spanduk/baliho/bendera Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo (71.8%), Gibran Rakabuming Raka (70.1%), Anies Baswedan (65.9%), Mahfud MD (65.3%) dan Muhaimin Iskandar (61.7%).

b) Sosialisasi melalui udara, sebanyak (77.8%) publik mengatakan pernah melihat
Prabowo Subianto di televisi, Ganjar Pranowo (76.2%), Gibran Rakabuming Raka (75.8%), Anies Baswedan (73.7%), Mahfud MD (72.7%) dan Muhaimin Iskandar (70.6%).Sedangkan sebanyak (58.9%) publik mengatakan pernah melihat Prabowo Subianto di media sosial, Gibran Rakabuming Raka (57.1%), Ganjar Pranowo (55.5%), Anies Baswedan (53.5%), Mahfud MD (51.5%) dan Muhaimin Iskandar
(50.9%).Sementara sebanyak (52.1%) publik mengatakan pernah melihat Prabowo
Subianto di media online, Gibran Rakabuming Raka (49.1%), Ganjar Pranowo (47.7%), Anies Baswedan (46.5%), Mahfud MD (44.8%), dan Muhaimin Iskandar 43.5%).

Keempat. Meski tidak determinan, debat resmi yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum
(KPU) juga mempengaruhi pilihan pemilih. Sebanyak (41.4%) publik mengatakan
menonton/menyaksikan debat kedua Wakil Presiden pada tanggal 22 Desember 2023. Dari
yang menonton debat, (51.6%) mengatakan pemaparan dan gaya komunikasi Gibran
Rakabuming Raka paling mudah dipahami, diikuti Mahfud MD (21.9%) dan Muhaimin
Iskandar (19.8%). Sedangkan dari yang menonton/menyaksikan debat, Gibran
Rakabuming Raka dinilai paling unggul atau menguasai debat (53.8%), Muhaimin Iskandar
(20.0%) dan Mahfud MD (17.0%). Sementara itu, dari yang menonton debat, (14.8%)
mengatakan mengubah pilihan Calon Presiden – Wakil Presiden pasca menonton debat, dan
pergeseran pilihan yang mengubah pilihannya kepada Prabowo Subianto – Gibran
Rakabuming Raka (38.4%), Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (30.1%) dan Ganjar
Pranowo – Mahfud MD (11.0%).
Kelima. Melihat pergerakan tren elektabilitas Calon Presiden – Wakil Presiden terbaru, baik
dua maupun satu putaran sama-sama memiliki peluang. Hal tersebut dikarenakan belum
adanya kandidat yang mampu menembus angka 50%. Pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka yang mengalami tren kenaikan signifikan sejak November hingga
Desember 2023, namun hanya mengalami tren kenaikan yang tipis cenderung stagnan pada
Januari 2024, sehingga elektabilitas saat ini diangka (46.7%). Sementara itu, jika Pilpres
2024 berlangsung dua putaran, maka dapat dipastikan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka melaju ke putaran kedua. Sedangkan penantang Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka pada putaran kedua akan menjadi kontestasi antara pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Melihat tren saat ini, potensi besar yang menantang Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka di putaran kedua ialah pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar.

Keenam. Angka swing voters (22.8%) dan undecided voters (5.8%), pemilih semakin
mantap terhadap pilihannya saat ini karena semakin mendekati hari pemilihan, sehingga
pergerakan elektoral para kandidat sangat dinamis. Swing voters dan undecided voters ini
akan sangat menentukan satu atau dua putaran Pilpres 2024 nantinya.

Ketujuh. Pada simulasi Surat Suara partai politik, PDI Perjuangan memperoleh angka
elektabilitas (20.1%), diikuti Partai Gerindra (19.9%), Partai Golkar (10.7%), PKB (9.9%),
Partai NasDem (8.1%), PKS (7.5%), Partai Demokrat (5.0%), PAN (4.7%), PPP (2.9%), PSI
(2.0%), dan Perindo (1.3%). Sementara partai politik lainnya masih di bawah 1 persen.
Pergerakan pada Calon Anggota Legislatif partai politik pada masa kampanye akan sangat mempengaruhi peluang partai politik dalam meningkatkan potensi suara dan lolos ke
parlemen.

Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada 1 hingga 7 Januari
2024. Berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi, semua bergantung isu dan konstelasi
politik jelang hari pemilihan pada 14 Februari 2024 nanti.

Jakarta, 19 Januari 2024
Hanta Yuda AR
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

[Lintasan/Donyuan]

 

Leave a Reply