Lintasan – Jabar . Bupati Bandung Dr. H.M. Dadang Supriatna menjalin silaturahmi dengan guru ngaji di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Senin (29/5/23) malam. Pertemuan silaturahmi itu difasilitasi pengelola pendidikan SMP-SMK Skye Digipreneur School di Jalan Walini Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, yang turut dihadiri pula jajaran Forkopimcam Rancaekek, para kepala desa di Kecamatan Rancaekek dan Kader PKK dan pihak lainnya.
“Di Kecamatan Rancaekek ini hampir 800 guru ngaji, sehingga saya sangat senang bisa silaturahmi dengan guru ngaji. Di Kabupaten Bandung yang mencapai sekitar 15.570 guru ngaji. Melalui program guru ngaji itu, Pemerintah Kabupaten Bandung mengeluarkan anggaran Rp 109 miliar, anggaran terbesar se-Indonesia,” kata Bupati Bandung.
Dadang mengatakan melalui program guru ngaji pemerintah juga turut memberikan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Disaat ada guru ngaji, marbot, Ketua RT dan RW, Linmas, kader PKK, maupun tenaga honorer yang meninggal dunia dan mendapatkan jaminan BPJS Ketenagakerjaan, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta.
“Selama tahun 2022-2023, setelah program guru ngaji dan pemberian insentif itu digulirkan Pemkab Bandung, kita sudah mengeluarkan santunan untuk ahli waris sebesar Rp 10,5 miliar,” kata Dadang.
Bupati Bandung mengatakan Pemkab Bandung menggulirkan program guru ngaji karena ingin memuliakan para ulama. Ia pun menitipkan kepada para guru ngaji untuk mendidik anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa untuk mengaji.
“Dengan harapan anak-anak itu berakhlakul karimah dan berkarakter,” katanya.
Menurutnya,program guru ngaji bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Bandung dan
“Program ini pula berdampak pada tingkat penurunan kriminalitas di Kabupaten Bandung. Perceraian juga menurun, yang semula pada tahun 2021 sebanyak 10.000 pasang suami yang mengurus perceraian di Kabupaten Bandung, pada tahun 2022 angka perceraian menurun jadi 8.000 pasangan. Mudah-mudahan pada tahun 2023 tidak ada perceraian,” tutur Dadang.
Menurutnya, perceraian itu ada beberapa penyebab, di antaranya terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), dan persoalan ekonomi. “Ada juga yang disebabkan karena bank emok, ketika seorang istri pinjam ke bank emok, suaminya tidak tahu, sehingga terjadi persoalan di dalam rumah tangga,” ujarnya.
Di hadapan sejumlah unsur, orang nomor satu ini juga menjelaskan angka pengangguran di Kabupaten Bandung mengalami penurunan karena adanya pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Selain itu ada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bandung dari tahun 2021 sebesar Rp 960 miliar dan tahun 2022 meningkat menjadi sebesar Rp 1,237 triliun, sehingga ada kenaikan sebesar 30 persen.
“Kenapa PAD Kabupaten Bandung naik karena memuliakan ulama dan doa para guru ngaji se-Kabupaten Bandung,” katanya.
Dikatakannya, apa yang menjadi program kerjanya merupakan bentuk karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung menyatakan komitmennya untuk kemajuan masyarakat Kabupaten Bandung.
Di sela-sela kegiatan itu, Dadang juga berharap bahwa SMP-SMK Skye Digipreneur School dapat mencetak calon para pengusaha muda tidak hanya ada di Rancaekek saja.
“Tapi saya berharap bisa dikembangkan di Pangalengan, Ciwidey, Nagreg dan daerah lainnya di Kabupaten Bandung,” katanya.
Ia juga mengingatkan kepada para orang tua yang memiliki anak sebagai generasi penerus bangsa dan negara, tidak harus berpikir anaknya itu bekerja menjadi PNS atau bekerja di pabrik.
“Tapi bagaimana anak itu menjadi orang sukses. Termasuk menjadi pengusaha. Saya memberikan suport, supaya anak-anak yang belajar di SMP dan SMK Skye Digipreneur School ini tetap semangat dalam belajar. Dan jangan lupa berbuat baik kepada kedua orang tua,” katanya.
[lintasan/dadang]
Leave a Reply