Foto : Aksi sekelompok nelayan saat mendatangi KIP yang beroperasi di perairan Toboali. (ist)
* Nelayan Ancam Demo Datangkan Massa Jumlah Besar
BANGKASELATAN,LB – Aktifitas penambangan pasir timah menggunakan kapal isap produksi (KiP) di perairan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) saat ini mengundang sorotan sebagian kelompok masyarakat nelayan setempat.
Pasalnya, sejumlah nelayan yang menolak adanya aktifitas penambangan pasir timah di perairan Toboali ini lantaran aktifitas sejumlah KIP dianggap menggangu para nelayan untuk melaut mencari ikan.
Bahkan, sekitar puluhan nelayan menggunakan puluhan perahu, Rabu (5/8/2020) sore sekitar pukul 16.00 WIB beramai-ramai mendatangi atau mengepung sebuah KIP yang sedang beroperasi di perairan setempat.
Seorang perwakilan nelayan Toboali, Abdulah (34) mengatakan jika sore tadi sekitar puluhan nelayan Toboali menggunakan puluhan perahu mendatangi sebuah KIP yang beroperasi di perairan Toboali.
“Sekitar tadi sore puluhan nelayan menggunakan puluhan perahu mendatangi kapal isap yang beroperasi di perairan Toboali,” ungkap Abdullah kepada reporter lintasanberita.com, Rabu (5/8/2020) sore.
Nelayan ini pun mengaku jika sebelumnya masyarakat nelayan setempat sempat memprotes soal kegiatan KIP yang beroperasi di perairan Toboali, namun sikap penolakan masyarakat nelayan ini sebaliknya justru menurutnya tak direspon.
“Terlebih lagi sosialiasi terkait aktifitas sejumlah KIP yang beroperasi di perairan Toboali sama sekali tidak maksimal, meski sebelumnya ada sosialisasi namun yang hadir tidak mewakili aspirasi murni para nelayan di sini,” ungkapnya.
Terkait aktifitas sejumlah KIP ini pun ditegaskanya jika ia termasuk para masyarakat nelayan lainnya menolak adanya aktifitas penambangan pasir timah di wilayah perairan Toboali dan sekitarnya.
“Kalau keluhkan kami ini tidak direspon dengan baik maka dalam waktu dekat ini kami akan demo lagi dengan jumlah massa yang besar,” tegasnya.
Sementara itu, Danposmat TNI AL Toboali, Peltu Darsidi saat dikonfirmasi mengatakan jika sejumlah nelayan menggunakan perahu mendatangi KIP di perairan Toboali yakni bermaksud agar KIP yang beroperasi di perairan tersebut segera digeser.
“Itu tadi nelayan minta geser tempat titik lego jangkar KIP yang baru datang. Karena terlalu dekat, jadi diminta untuk geser ke tempat KIP yg sdh ada,” jawab Peltu Darsidi dalam pesan singkat/What’s App (WA), Rabu (5/8/2020) malam.
Lanjutnya, lantaran keinginan nelayan tersebut agar KIP yang baru tersebut (Paramruway) segera bergeser.
“Jadi meraka sekalian turun ke laut mampir ke KIP yg baru tsb,” terang Danposmat TNI AL, Toboali ini.
Menurutnya pula, jika saat kejadian sore itu dibenarkanya ada sekitar 10 unit perahu nelayan yang mendatangi KIP baru tersebut di perairan Toboali.
“Ada terlihat sekitar 10 perahu dan yg kembali ke darat hanya terlihat 3 perahu,” tegasnya seraya ia menambahkan jika saat ini di perairan Toboali terdapat 2 unit KIP, masing-masing KIP Bahtera Anugera dan KIP Paramruway.
Sekedar diketahui, sejumlah KIP yang beroperasi di perairan Toboali saat ini merupakan mitra PT Timah. Sementara itu pihak PT Timah melalui kepala Unit Penambangan Laut Bangka (UPLB), Rian saat dikonfirmasi terkait kejadian puluhan nelayan mendatangi sebuah KIP (Paramruway) justru tak menampik. Bahkan Rian mengaku jika ia sendiri pun telah mengetahui kejadian sore itu.
“Sudah monitor pak,” jawab Rian singkat dalam pesan WA,Rabu (5/8/2020) malam.
Saat disinggung lebih jauh, apa yang menjadi pokok persoalan hingga puluhan nelayan setempat mendatangi KIP sore itu, sayangnya pejabat PT Timah ini menjawab dengan nada datar.
“Nanti kita cari tahu sama2 Pak ya,” katanya.
Sebelumnya Kapolres Basel, AKBP S Ferdinan Suwarji sempat dikonfirmasi melalui pesan WA, Rabu (5/8/2020) malam belumlah memberikan tanggapan terkait aksi sejumlah nelayan mendatangi sebuah KIP yang beroperasi di perairan Toboali. (tim)
Leave a Reply