Pangkalpinang (Bangka) LB – “Barang siapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barang siapa berjabat tangan kepada orang alim, ia seperti berjabat tangan denganku, barang siapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku di dunia, dan barang siapa yang duduk bersamaku di dunia maka Allah mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku.”
Kutipan diatas diambil dalam Kitab Lubabul Hadits, yang dimplementasikan mengajak umat Islam untuk senantiasa selalu mencintai baginda Rasulullah SAW, keturunannya yang kita kenal dengan sebutan Habib dan para ulama.
Makna kutipan dari Kitab Lubabul Hadits dimaksudkan, jika kita mengunjungi ulama Allah SWT akan memberikan kebaikan, apalagi jika suatu daerah atau kediaman kita dikunjungi para ulama tentunya daerah itu akan mendapatkan keberkahan, tak lain lantaran do’a-do’a para ulama senantiasa diijabahkan oleh Allah SWT.
Artinya dengan mencintai ulama pasti akan mendapatkan keberkahan dan kebaikan.
Seperti diumpanakan jika menziarahi/mengunjungi dan duduk bersama para ulama, bagaikan duduk bersama Rasulullah SAW.
Dalam satu hadist Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang memuliakan seorang ulama, sungguh ia telah memuliakan aku.” Mengapa begitu? Menurut Syaikh Nawawi Banten, “Karena ulama adalah kekasih Nabi SAW”. Lalu Baginda Rasulullah SAW melanjutkan, “Barang siapa yang memuliakan aku, sungguh ia telah memuliakan Allah.”
Masyarakat Negeri Serumpun Sebalai sebutan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya warga desa Petaling Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka pagi kemarin dikunjungi para ulama yang juga Habaib dari Jakarta, Sukabumi, Palembang maupun dari berbagai kabupaten yang ada di pulau Bangka, Minggu (14/08/2021).
Diketahui, kehadiran ulama dan habib di desa Petaling
atas undangan warga dan Habib Abdullah Tohir bin Syihab dalam kegiatan acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pondok Pesantren Ribath Al-Ulum As-Syariyyah dan memperingati hari Maulid Nabi SAW.
Pantauan jejaring Media KBO Babel, kegiatan acara diawali dengan sambutan-sambutan diantara sambutan dari Kepala Desa Petaling dan Bupati Bangka diwakili staf ahli Bupati Bangka.
Tampak pada acara peletakan batu pertama diawali oleh habib Ali bin Abdul Qodir bin Sahl, Habib Bagir bin Naufal alkaff, Ma’had Darul habib, sejumlah tokoh agama dan pejabat desa maupun kabupaten Bangka.
Puncak acara diisi dengan Tausiyah di isi oleh Habib Hanif Al Athos, dan sebelumnya diawali tausiyah singkat dari Habib Bagir bin Yahya alkaff.
Dalam tausiyahnya Habib Hanif Al Athos menantu salah satu ulama besar Indonesia Habib Rizieq, berpesan agar umat Islam/muslim peduli atau empati kepada warga sekitar terlebih kepada sesama umat Islam agar mengetuk hati mereka/warga untuk mengajak selalu berbuat kebaikan.
Diungkapannya, bahwa hanya sekian persen diri kita yang sudah berilmu agama sesama umat islam yang mau mengajak dan menyentuh masyarakat lapisan bawah untuk mengajarkan saudara-saudaranya berbuat baik membangun beribadah kepada Allah SWT.
Seperti diungkapkan saat dirinya satu sel (penjara) bersama para tahanan/narapidana (napi) narkoba di rutan Mabes Polri. Dan saat itu banyak para napi atas keinginan mereka meminta diajarkan membaca mengaji (Iqro), tasawuf, belajar kitab fiqih, dan tata cara beribadah yang benar maupun kebaikan lainnya berdasarkan Al Quran dan Hadist.
Sehingga kehadirannya sebagai ulama menjadi berkah dan kebaikan bagi para napi dapat kembali kejalan Allah SWT dengan bekal ilmu dalam melaksanakan ibadahnya dengan benar dan baik.
Menurut ulama ini, bahwa masih banyak saudara sesama muslim selama ini tidak tersentuh oleh ulama, sehingga terkesan tidak ada yang mau mengajarkan dan membimbingnya, padahal keinginan mereka untuk bertobat dan beribadah kepada Allah SWT sangat besar. Dan hasilnya banyak para napi yang belajar dengan kesungguhan hati dan ikhlas dalam bimbingan Habib Hanif bersama dirinya dan ulama/habib lainnya, sesaat di rutan Mabes Polri disampaikan bahwa kualitas ibadah mereka jauh lebih baik dari sebelumnya, sehingga memberikan perubahan sikap kepada pribadi seorang muslim yang tenang dan beradab.
“Justru sekarang ibadah mereka rajinnya melebihi kita, sholat tahajud hampir setiap malam dan puasa sunah diluar Ramadhan, Senin Kamis tidak ditinggalkan, ini artinya apa? saudara-saudara kita disana (penjara-red) mau berubah dan istiqomah kepada Allah SWT jika kita peduli dan ada yang mengetuk hati mereka untuk mengajak kembali ke jalan Allah,”ungkap Habib Hanif Al Athos.
Sebelum ditutup dengan Do’a, diakhir tausiyahnya Habib ini berpesan dan mengajak kepada masyarakat Bangka Belitung mengajak beramal untuk bekal di alam kubur dan akhirat dengan bersedekah agar Pembangunan Pondok Pesantren Ribath Al-Ulum As-Syariyyah dapat terwujud dan melahirkan generasi Salahudin Al-Yubi yang mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Rangkaian kegiatan acara tersebut ditutup dengan makan siang bersama menyantap nasi kebuli dengan satu wadah nampang/dulang berukuran sedang yang dapat dinikmati 1 – 5 orang, santapan bersama dalam satu nampang mencerminkan adab kebiasaan baginda Rasullulah SAW saat makan bersama para sahabatnya.
Sekira pukul 15.00 Wib Habib Hanif Al Athos kembali bertolak ke Jakarta dengan maskapai penerbangan Lion, sebelumnya ulama ini bersama rombongan pengantar sempat mampir sholat Zhurur di mesjid Semabung jalan Depati Hamzah Kota Pangkalpinang. (Adm)
Leave a Reply