Foto : Khairul Efendi. (Istimewa)
BELITUNGTIMUR,LB – Persoalan tambang tak hanya menjadi perhatian pihak pemerintah daerah saja, namun persoalan tambang pun ikut pula menjadi perhatian mantaj bupati Belitung Timur (Beltim), Khairul Efendi.
Menurutnya persoalan pertambangan saat ini dianggapnya justru memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat.khususnya di Kabupaten Beltim.
“Mengenai tambang di Beltim ini, dan perkembangan ekonominya diakhir-akhir sekarang saya ikut merasakan, alangkah besar pengaruhnya,” ungkap Khairul, Sabtu (08/03/2020) ditemui wartawan.di sela-sela waktu senggangnya di A1 Bukit Samak, Beltim.
Sebaliknya, ia mengaku dulu dirinya sempat berpandangan lain terkait aktifitas penambangan di wilayah Beltim. Kegiatan penambangan justru dinilai hanya merusak alam dan lingkungan.
“Dulu saya berprinsip tambang adalah dewa Siwa yang setiap saat merusak perkembamgan ekosistim lingkungan tetapi kenyantaannya berbeda, ketika kita menyadari justru peralihan tambang dari monopoli PT Timah menjadi tambang rakyat atau sekarang di singkat dengan TI (Tambang Inkonvensional — red),” bebernya.
Dampak positip lain yang dirasakanya pasca diperbolehkannya swasta melakukan giat penambangan, dan menurutnya tanpa disadari hal itu berdampak cukup luas dan sekarang bisa mengangkat martabat masyarakat Beltim.
“Salah satu contoh yang dulunya masyarakat di desa biasa saja, dengan adanya tambang rakyat ataupun T.I sekarang masyarakat bisa merasakan sendiri, dengan menambang banyak poin poin positip yang didapat, dari hasil tambang masyarakat di desa mereka bisa untuk membangun rumah beli mobil, itu contoh fakta yang ada,” ungkapnya
Bahkan Hairul Effendi cukup resfek memberikan suatu pandangan tersendiri temasuk seputar Pilkada 2020 yang diambang pintu, dirinya merespon dari sudut pandang untuk kedepannya baik dari sisi SDM, SDA, seni selain tambang serta pasilitas dan ekonomi .
Khairul Effendi, menuturkan dirinya saat ini belum bisa memastikan ikut atau tidaknya di Pilkada 2020 nanti. Hal itu ditegaskanya bukan berarti memastikan tidak akan mencalonkan diri.
“Karena itu masih dalam tanda tanya. diipastikam posisi untuk sekarang banyak mesti dipertimbangkan, selaku mantan Bupati Belitung Timur saya ikut prihatin dengan kondisi yang ada saat ini, demi dan untuk Beltim lebih baik kedepannya perlu kita perbaiki untuk jangka waktu kedepannya ,” terang Khairul.
Seharusnya menurut ia dengan pembinaan penambang yang ada diarahkan dengan bekerjasama ke pihak PT Timah jadi tidak perlu penambang itu dilarang.
Termasuk pula dengan para pemodal yang ada seperti PT Timah menjadi pembinaan sebagai kakak angkat dari penambang yang ada, dibawa pengawasan mengarahkan keselamatan kerja serta tehnik tambang yang benar untuk solusi terbaik .
“Ada beberapa hal perlu kita kaji, Beltim adalah daerah tambang seharusnya pemimpin wilayah bisa membina dan mengatasi, supaya terjadi kebijakan, karena perlu dirangkul Beltim ini, selain tambang ada bermacam wisata, hasil laut, dan seni budaya supaya terealisasi, semua tetap berjalan walaupun dengan mebset yang beda, terkait wisata nantinya,” ungkapnya.
Sementara itu seorang penambang Ak yang enggan disebut namanya dan Ys sebagai penasehat spiritual berpendapat yang sama dengan Khairul Effendi.
“Ketika dari beberapa sisi semua itu mesti realistis sebagaimana penambang berjalan wisata dan seni juga mengiringi tetap berjalan,” ungkap Ak saat itu.
Begitu ketika hal itu terlaksana menurutnya otomatis wisata akan masuk dan investor pun tidak akan segan menanamkan modalnya, tidak menutup kemungkinan wisata yang datang ingin melihat dan mengetahui cara menambang timah langsung, juga imgin melihat mangrove bakau, seni adat budaya dan keindahan pantai Belitong,” jelas Ak. (Tono)