Pangkalpinang LB – Kerapkali dirinya ditanya awak media dituding terindikasi korupsi dan sempat menghiasi topik pemberitaan di sejumlah media online daerah maupun nasional sebagai pejabat negara di kementerian ESDM yang disebutkan menerima gratifikasi dari perusahaan tambang batu bara Balikpapan saat dirinya melaksanakan tugas pengawasan sebagai direktur Kementerian ESDM ke pulau Kalimantan.
Ridwan Djamalludin Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung memastikan bahwa dirinya tidak pernah melakukan korupsi gratifikasi dan diperiksa oleh KPK.
Penegasan tersebut, ia sampaikan dalam kesempatan menjadi narasumber bersama Achmad Adrianto Direktur Utama PT Timah Tbk di forum diskusi bertema ‘Discuss On The Bridge 2022’ yang digelar oleh grup WA (whatshapp) Ngopi, di atas Jembatan Emas kawasan Ketapang Kota Pangkalpinang, Jumat (26/08/2022) malam.
Dituturkannya, saat itu Ridwan melaksanakan tugas perjalanan menggunakan maskapai penerbangan dari Jakarta ke Kalimantan, dari Balikpapan rombongan dijemput menggunakan helikopter, karena perjalanan menggunakan kendaraan mobil memakan waktu 6 jam sampai ke lokasi tujuan.
“Disana ketemu orang yang mengaku wartawan, nanya kami pakai helikopter
bayar berapa? Kemudian kami kembali ke Jakarta beredarlah isu gratifikasi, pertama yang disebut adalah gratifikasi naik helikopter, nga kena itu kami disebut-sebut kemana-mana bawa ransel, itu ransel duit semua, saya bilang sejak sekolah SD bawa ransel terus, didalam mobil saya tuh ada ransel periksalah, yang ketiga disebut lagi terima gratifikasi kepiting kenari Balikpapan itu,” tuturnya.
Lanjutnya,” saya bilang murah amat harga diri saya dibayar dengan kepiting kenari, semua tuduhan itu fitnah dan sudah diklarifikasi oleh anak buah saya dan saya sekalipun tidak pernah dipanggil oleh KPK,” tuturnya.
Dijelaskannya, pengguna helikopter yang dituding perbuatan korupsi gratifikasi hal tersebut diklarifikasi oleh Ridwan bahwa berdasarkan kontrak kerja diizinkan penggunaan fasilitas helikopter milik perusahaan untuk kepentingan publik maupun pemerintah.
“Soal kepiting Kenari akhirnya kami kembalikan uangnya, sampai sekarang tidak ada buktinya,”tuturnya.
Bahkan diungkapkannya, sebelum dipilih sebagai Pj Gubernur Kep Babel dirinya sempat menghadap Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri bahwa dirinya dipilih menjadi penjabat gubernur melalui proses seleksi yang ketat.
“Ada BIN, Bais dan KPK kalau saya terindakasi korupsi manalah saya disuruh kesini” tegas Ridwan alumni ITB kelahiran Mentok Kabupaten Bangka Barat.
Di akhiri pernyataannya, Ridwan menegaskan bahwa dirinya tidak terindikasi melakukan tindak pidana korupsi gratifikasi.
“Jadi udahlah buat saya, saya klarifikasi itu sudah temen-temen mendengar semuanya, saya kalau soal korupsi, kehormatan saya jauh lebih penting daripada itu.”tegas Ridwan sembari diikuti tepuk tangan peserta.(Adm)
Leave a Reply