Ekonomi

Mengenal Sejarah Togel di Indonesia

Lintasan- Pgk. Togel atau Toto Gelap adalah tindakan yang melanggar hukum. Siapa saja yang terbukti menjual Togel biasanya akan diseret ke penjara untuk mendekam di sana. Togel dianggap sebagai salah judi yang meresahkan masyarakat sehingga harus dibasmi meski masyarakat tetap membeli dan menjualnya hingga sekarang.

Jauh sebelum togel akhirnya dianggap melanggar hukum, jual beli undian ini justru dilegalkan. Bahkan, togel dikelola sendiri oleh pemerintah pusat dan daerah sebagai usaha untuk membantu pembangunan. Berikut sejarah lengkap togel yang membuat banyak orang jadi ketagihan.

Selama ini kita menganggap kalau togel ada pada era Presiden Soeharto memerintah. Namun, jenis judi yang melibatkan empat digit angka ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Kala itu, pusat perjudian untuk lotre toto mulai dibangun di kawasan ramai seperti Batavia yang menjadi pusat pemerintahan dan juga perdagangan.

Lotre toto ini cukup laris di masa kolonial. Bahkan banyak juga penduduk lokal yang ikut andil dalam perjudiannya ini. Berhentinya lotre toto di Indonesia terjadi saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Presiden Soekarno yang kala itu menjadi presiden menganggap kalau praktik ini sangat meresahkan dan tidak sesuai dengan ideologi bangsa.

Sebelum bernama totoan gelap atau togel, jenis judi ini dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah. Misal pada tahun 1968, Pemerintah Daerah Surabaya menjual Lotto yang merupakan singkatan dari Lotre Totalisator. Lotre ini diadakan untuk menghimpun dana Pekan Olahraga Nasional alias PON yang diadakan pada tahun 1969.

Tidak begitu lama dengan Lotto muncul juga KSOB (Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah) dan Nalo (Nasional Lotre).  Pemerintah pusat yang kala itu dipimpin oleh Presiden Soeharto juga mengadakan program lagi bernama SDSB atau Sumbangan Dana Sosial Berhadiah. Dengan program ini masyarakat bisa membeli kartu yang kelak akan diundi dan menghasilkan hadiah yang banyak.

Yang menyebabkan proyek ini tidak bisa berjalan dengan lancar adalah adanya kemacetan dana. Pengelola proyek ini tidak menjalankan perannya dengan baik. Dana dari SDSB yang harus digunakan untuk kepentingan masyarakat justru berakhir dengan penggelapan. Dengan dana terkumpul hingga 221 miliar rupiah, pembangunan tidak pernah terjadi. Ada kemungkinan uang itu dikorupsi hingga tidak bisa dilanjutkan. MUI pun akhir menyatakan lotre dilarang dan tidak boleh dilakukan lagi.

Di zaman modern seperti sekarang, totoan gelap tetap saja dilakukan. Biasaya setiap pengepul memiliki satu bandar yang digunakan untuk acuhan. Biasanya togel yang ada di Indonesia menggunakan bandar yang ada di Singapura. Jadi, jika di Singapura keluar empat digit angka tertentu maka pembeli togel akan mendapatkan yang telah disepakati.

Biasanya nominal yang diberikan beraneka ragam. Setiap Rp1.000,00 totoan yang berhasil menang, pembeli akan mendapatkan uang sekitar Rp60.000,00 untuk dua digit. Rp200.000,00 untuk tiga digit dan Rp2.000.000,00 untuk empat digit angka yang benar ditebak. Uang itu biasanya diberikan secara tunai kepada pembeli togel yang berhasil menebah angka yang akan keluar.

Inilah sejarah togel yang ada di Indonesia. Meski di masa lalu pernah dilegalkan, togel dianggap ilegal sehingga siapa saja yang terbukti menjual bisa dikenai hukuman yang berlaku di Indonesia.

Jadi itulah ternyata Togel sampai saat ini masih marak karena masih banyak masyarakat kita yang bermimpi instant dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Dan salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memperluas lapangan pekerjaan sehingga akan terserap masyarakat luas dan mengurangi mimpi mereka untuk mendapatkan penghasilan instan.

[lintasan/sumber]

Leave a Reply