Foto : Usai acara ngpopi bareng para wartawan dari berbagai organisasi pers du Babel menyempatkan diri pose bersama. (Yuda)
* Perwakilan Wartawan Sempat Singgung Sejumlah Kasus Dihentikan
PANGKALPINANG,LB – Jika jalinan komunikasi antar media dengan pihak kepolisian dapat berjalan baik, maka upaya sinergisitas dalam mencapai misi & tujuan yang sama pun akan berjalan baik pula tanpa melihat sisi lain.
Sebaliknya upaya sinergisitas justru tidak akan tercapai jika pihak kepolisian dalam bersinergi tapi ‘tebang pilih’ kemitraan.
“Saya harap pihak kepolisian khususnya Polda kepulauan Bangka Belitung (Babel — red) dalam bersinergi tidak membeda-bedakan antara media yang satu dengan yang lain,” ungkap ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Babel, Meyres Kurniawan dalam sambutannya saat acara dialog antara Pers dengan Polda Kep Babel dengan tema ‘Ngopi Bareng Bersama Masyarakat Pers, Membangun Komunikasi & Sinergisitas Terciptanya Kamtibmas Yang Aman & Kondusif’, Jumat (17/1/2020) pagi bertempat di Cafe & Resto hotel Puri 56, Pangkalpinang.
Foto : Sebelum acara diskusi terbuka dimulai sejumlah para wartawan menikmati sajian kopi dan sejumlah makanan. (Yuda)
Senada diungkapkan oleh ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Babel, Evan Satriadi dalam kesempatan sama. Bahkan pimpinan media terbitanbabel.com ini pun menegaskan jika saat ini di Babel terdapat lebih dari satu organisasi pers/wartawan.
“Ada IWO, HPI, PWRI dan FPII. Jadi saat ini organisasi pers sesungguhnya di Babel ini lebih dari satu organisasi,” ungkap Evan dalam sambutan singkatnya.
Sementara Suherman Saleh wartawan asal media Amunisi saat acara itu dirinya sempat menyinggung persoalan perkara/kasus yang pernah ditangani oleh pihak Polda Kep Babel namun dinilainya proses penanganan perkara tindak pelanggaran hukum tersebut justru akhirnya dihentikan.
Foto : Ketua IWO Provinsi Babel Evan Satriadi saat memberikan sambutan. (Yuda)
“Seperti kasus tangkapan kapal muatan ratusan ton minyak ilegal. Awalnya saat penangkapan kapal tersebut oleh Bakamla RI wartawan diundang namun malah akhirnya kasus ini sudah dihentikan tanpa ada press reales dari pihak kepolisian,” ungkap Suherman saat sesi diskusi terbuka yang dipandu oleh ketua Himpunan Pewarta Indonesia (HPI) Babel, Rikky Fermana saat itu.
Begitu pula Ryan Augusta Prakasa seorang wartawan senior di Babel ini pun mengungkapkan hal serupa di hadapan perwakilan Bidang Humas Polda Kep Babel saat acara dialog berlangsung.
“Nah contoh kasus lain yang pernah ditangani pihak Polda kep Babel yakni kasus dugaan tipikor proyek pembebasan lahan Basarnas Provinsi Babel di daerah Kace. Awal penyelidikan kasus ini pihak Subdit Tipikor Polda kep Babel menyatakan jika kasus lahan Basarnas ini diduga telah merugikan uang negara mencapai Rp 1,8 miliar,” ungkap Ryan yang kini menjabat selaku sekjen IWO Provinsi Babel.
Foto : Para ketua organisasi pers melakukan salam komamdo sebagai bemtuk sikap kebersamaan profesi (Yuda)
Namun seiring berjalan waktu kasus tipikor lahan Basarnas tersebut justru diketahui olehnya dihentikan penyelidikannya oleh pihak Polda Kep Babel.
“Semestinya setiap perkara yang dihentikan penyelidikannya oleh pihak Polda Kep Babel itu setidaknya perlu disampaikan pula kepada wartawan sehingga info tersebut dapat diketahui pula oleh publik atau masyarakat,” tegas Ryan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kep Babel AKBP Maladi diwakili oleh Ipda Roy mengatakan jika ia sendiri belum dapat memberikan jawaban seputar persoalan perkara atau kasus yang diungkapkan oleh sejumlah wartawan saat sesi diskusi terbuka tersebut lantaran menurutnya belum mendapat ijin dari pimpinannya.
“Aspirasi maupun pertanyaan kawan-kawan wartawan akan saya sampaikan kepada pimpinan saya. Demikian agar dapat dimaklumi,” ujar Roy di hadapan para wartawan.
Usai dialog atau sesi diskusi terbuka, acara pun ditutup dengan puluhan wartawan pose bersama dengan perwakilan Bidang Humas Polda Kep Babel dan dilanjutkan santap siang. (Yuda)