Lintasan- Bandung – Bakal calon wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi dari Partai Golkar ini mengungkapkan mimpi besarnya saat ini adalah mewujudkan Kota Kembang menjadi kota yang “Liveable & Loveable”.
Arfi Rafnialdi mengatakan, liveable adalah dengan membuat roda pemerintahan semakin baik dalam melayani masyarakat. Sedangkan, loveable yakni bagaimana Kota Bandung kian dicintai warganya.
“Sehingga fungsinya baik dan berkesan di hati (masyarakat),” ujar Arfi Rafnialdi usai diskusi bertajuk Inklusivitas Pilkada bagi Kaum Rentan di Rooftop DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat 19 Juli 2024.
Menurutnya, liveable dan loveable harus dirasakan seluruh masyarakat termasuk kaum rentan. Dimana ada 17 kategori kaum rentan, salah satunya penyandang disabilitas atau difabel yang belum mendapatkan kesetaraan dan kesempatan yang sama dengan khalayak umum.
Sebab itu, pemerintah kata dia harus memberi kesempatan dan kesetaraan bagi kaum rentan supaya mereka bisa mendapatkan hak yang sama seperti warga atau masyarakat lainnya, sehingga liveable dan loveable terhadap Kota Bandung dapat terwujud.
Termasuk juga pada gelaran Pilkada yang diselenggarakan di 27 November 2024 mendatang, dimana kaum rentan harus mendapatkan hak suaranya, dalam menentukan pemimpin mereka kelak.
“Tidak mudah, karena bisa jadi ada keluarga yang tidak mau menceritakan ada keluarga difabel. Tapi sebisa mungkin bagaimana memberikan kepada seluruh warga yang punya hak,” ucapnya.
Arfi Rafnialdi pun berharap, siapapun yang bakal terpilih pada Pilkada atau Pilwalkot Bandung kelak, mampu memastikan kesetaraan dan kesempatan bagi kaum rentan.
Bila kedua poin tersebut dijalani, maka dipastikan Kota Bandung akan liveable dan loveable bagi masyarakatnya.
“Saya meyakini, kalau program dari hati, akan terasa oleh warganya,” imbuhnya.
Sebab, lanjut Arfi Rafnialdi, kaum rentan sejatinya tidak membutuhkan belas kasihan karena sebenarnya mereka mampu dan sanggup mandiri.
“Saudara kita punya potensi luar biasa. Mereka tidak minta dikasihani. Tapi butuh kesetaraan dan kesempatan. Itu harus menjadi prinsip pemerintah,” tuturnya.
Dia mencontohkan, kala menjadi bagian tim ahli Gubernur Ridwan Kamil ketika memimpin Jawa Barat pada periode 2018-2023. Pemprov membuat suatu program bernama Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS).
Program tersebut merupakan gagasan, dimana memberikan kesempatan bagi kaum rentan khususnya difabel, untuk berinteraksi, bekerja di lingkungan pemerintah.
“Itu komitmen kita, untuk memberi kesempatan,” ujarnya.
Demikian pula untuk Kota Bandung kelak, dimana kaum rentan harus dilibatkan dalam menyusun kebijakan pembangunan. Sebab, mereka yang paling memahami kebutuhannya dan harapannya dari program pemerintah.
“Perlu ada komitmen, tidak hanya aksi. Apa yang bisa inklusif dan friendly bagi difabel. Sehingga Kota Bandung, nyaman kotanya, enak kotanya. Tidak hanya dinikmati masyarakat umum, tapi juga semua,” tandasnya.
[Lintasan/Dadang Yudi]
Leave a Reply